jadi keinget kejadian waktu pulang ke indonesia liburan summer kemaren..
cerita nya pas di tanggal 17 agustus saat Bangsa Indonesia sedang bersuka cita memeriahkan hari kemerdekaan..
kebetulan kota bangil di hari itu sedang melangsungkan lomba baris berbaris yang diikuti oleh peserta di seluruh sekolah dan warga kota bangil. meriah.. ramai orang dari yang ikut berpartisipasi,jualan,ato cuma nonton-nonton.. yang jelas RAMEE!!
hari itu juga kebetulan aku dan sahabat ku ana sedang main kerumah teman yang jarak nya lumayan jauh dari rumah ku, aku dan ana yang memang sering keliling kerumah teman teman untuk sekedar bersilaturrahmi pun akhirnya di hari kemerdekaan itu pula harus pulang kesorean.. sebetul nya bukan maksud diri untuk pulang sore,tetapi karena aku memang sedang tidak dalam mood nonton baris berbaris yang bikin macet di mana-mana itu akhirnya menunggu hingga pukul 4 sore.
hari itu..
jam 4 sore,matahir masih sedikit terik..
tak sengaja aku melihat seorang bapak tua yang mungkin usia nya sudah di atas 60 tahunan menaiki sepeda ontel dengan dagangannya.. “ES TUNG TUNG” es yang harga nya sekitar 500 rupiah dan ciri khas nya yang jualan selalu memakai kentongan yang bunyi nya tung tung.. asli nya sih aku ga tau apa nama es nya..
nah.. melihat wajah kelelahan bapak tua, aku cuma bisa memerhatikan sambil berlalu,beliau melewati ku..(saat itu aku dan ana melawan arah) entah memang aku yang sensitip aku tak bisa melepaskan pandangan ku dari sepeda bapak tadi dan dagangannya.. sepintas aku berpikiran “sudahkah laku dagangan si bapak tua itu?? ” jujur,,aku sedang sakit batuk saat itu,sehingga aku tak berpikir membeli es ,tetapi maksud hati ingin sekali membantu bapak tua tadi. tapi aku takut melukai perasaannya karena tersinggung jika aku memberi nya uang begitu saja.
hati ku miris sekali..
kupandangi sosok nya yang kurus dengan urat-urat di wajah tua nya yang muncul.. pasti hidup bapak tua itu tak mudah..sosok nya yang kian menjauh.. membuat hati ku makin miris..kini ia hanya hanya berjarak kita 10 meter dari motor ku yang terdiam karena hendak menyebrang…
tiba tiba..
aku turun dari sadel motorku.. berlari meninggalkan ana.. dan menghampiri bapak tua
“paaak… essssss…. paaaaaakk esssss” teriak ku.. yang ternyata tak membuat nya berhenti.. rupa -rupanya pendengaran beliau telah berkurang sehingga tak mendengar teriakkan ku..
aku terus berlari.. hingga tak kusangka.. ana membantu ku untuk membuat nya berhenti dengan mengerjar nya dengan motor,
“pak es.. berapaan?” tanyaku
beliau tersenyum, senyum yang sangat ramah dan iklas…
beliau hanya tersenyum.. tanpa membalas..
“pak ES E PINTENAN” tanya ku dengan suara agak sedikit keras di dekat telinganya..
“700 nak” jawab nya sambil tersenyum, gigi nya tak tampak lagi.. hanya beberapa saja yang masih menghuni mulut si bapak tua..
“aku beli 3 ” kata ku…
dan si bapak tua membuka penutup termos isi es tung tung tersebut..
hati ku makin berkecamuk.. tangan si bapak tua sudah benar benar rapuh.. beliau sudah mengalami parkinson sehingga untuk membuka tutup termos beliau berusaha semampu nya
dan ketika aku melihat “isi” dagangannya,hati ku makin basah.. dagangannya masih UTUH… mungkin hanya 2 atau 3 buji saja yang laku terjual,bagaimana mungkin beliau bisa memberi makan anak istri nya?? sendiri??
“pak.. aku beli 10..” kata ku lagi dengan nada bergetar.. aku sungguh tak kuasa menahan rasa sedih yang mendalam..mendengar aku akan membeli 10 buah es nya ia sangat senang.. senyum nya makin lebar di tengah-tengah peluh nya.
ketika aku membayar nya aku sengaja memberi uang lebih sehingga aku punya alasan agar tidak memberikan uang kembalian..
aku serta merta mengambil es yang telah ku beli sambil bilang “monggo” dan pergi menaiki motor ku.
si bapak tua..terdiam sambil memerhatikan selembar uang kertas yang telah beliau terima..
bapak tua ini,,bisa jadi adalah seorang pahlawan yang turut serta membantu bangsa indonesia dalam melawan penjajahan..
setidak nya beliau adalah pahlawan tak terkenang.. yang ternyata masih harus hidup susah hingga jaman ini..
aku menangis..di atas jok motor sambil berlalu..
tak lama aku menjadi bingung sendiri mau di apakan 10 biji es tung tung ini??
karena hari yang panas.. aku yang sedang batuk tak mampu menghabiskan 10 buah sekaligus dan tak tega aku membuanganya…
ketika ana yang memboncengku melintasi barisan anak-anak sma yang sedang berpartisipasi dalam lomba baris dan kebetulan sedang “duduk dan istirahat” di tengah jalan.. maka.. ana dengan tangkas mengambil es tung tung dari tangan ku dan memberi nya kepada sekumpulan wajah lelah itu
alhamdulilah…
NB : postingan ini bukan bermaksud untuk menyombongkan diri .. tetapi lebih kepada “mengajak” para pembaca untuk sedikit menoleh ke sisi lain hidup.. bahwa hidup tidak serta merta hanya seperti itu.. seperti yang kita rasakan dan alami sekarang.. karena masih banyak manusia lain yang hidup nya lebih keras tetapi tak kehilangan senyum nya
0 comments:
Posting Komentar