Pilih Warna Blog


HARUS BACA!!!!

Valentine's Day Pumping Heart

8/22/2012

Paciran Desa Santri Terbesar Di Dunia

Sudah diketahui oleh seluruh dunia bahwa Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbanya didunia, tapi mungkin kita belum begitu tau dimanakah letak desa dengan santri terbanyak di Indonesia dan dunia.
Provinsi terbanyak mayoritas muslimnya adalah Jawa Timur, Kabupaten terbanyak mayoritas muslimnya adalah Lamongan, Kecamatan terbanyak mayoritas muslimnya adalah kecamatan Paciran, dan desa terbanyak mayoritas muslimnya dan santrinya adalah desa Paciran, terdapat 3 Pondok pesantren besar, yakni Pondok Pesantren Mazra'atul Ulum, Pondok Pesantren Karangasem, Pondok Pesantren Modern, dan beberapa pondok-pondok baru seperti Manarul Qur'an, dan lainya.
Sebenarnya di kecamatan paciran banyak sekali Pondok Pesantren besar lainya seperti, Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Desa Kranji, Pondok Pesantren Sunan Drajat Desa Drajat, Pondok Pesantren Pondok Al Ishlah Desa Sendang Agung, dan Pondok-Pondok baru seperti, Pondok Pesantren Muhammadiyah Kranji, Manarul Qur'an, dan lain-lain.

Berikut singkat tentan 3 Pondok di desa Paciran :

1. Pondok Pesantren Karangasem


Sebuah pondok pesantren yang terletak dikota lamongan yang biasanya disebut dengan nama Pondok Pesantren Karangasem yang telah dikenal oleh banyak orang, baik di dalam maupun di luar negeri, namun tidak banyak yang tahu mengenai asal usul nama Pondok yang kini telah berusia 60 tahun itu.

Bahkan masih banyak yang salah kaprah. Pondok yang didirikan oleh Al marhum KH. Abdurrahman Syamsuri (Yiman) sejak tanggal 18 Oktober 1948 ini memiliki nama “Karangasem”. Nama Pondok ini memang unik tidak seperti pondok-pondok kebanyakan, yang menggunakan nama tertentu kemudian di bahasa Arab-kan, Misalnya Pondok Al Mu’min. Al Athfal dan lain-lain.

Jadi nama “Karangasem” bukanlah sebuah nama desa atau nama dusun, melainkan nama sebuah lembaga. Kebanyakan orang mengira bahwa Karangasem adalah nama desa, sehingga ketika suatu saat saya ditanya dari Pondok mana, mereka juga tetap menanyakan nama pondoknya apa, padahal telah saya katakan “saya dari Pondok Karangasem. Disangkanya Karangasem adalah nama desa. Setelah saya beri penjelasan baru mereka mengerti.


2. Pondok Pesantren Modern

DARI SEGI PENDIDIKANNYA / PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH PACIRAN LAMONGAN INI SUDAH ADA DAN EKSIST MULAI DARI PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK HINGGA SAMPAI PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI // HAL INI SEBAGAI JAWABAN ASPIRASI MASYARAKAT YANG BERKEMBANG SELAMA INI // DIMANA PENDIDIKAN FORMAL MAUPUN NON FORMAL SANGAT DIPERLUKAN DIKAWASAN ATAU DAERAH PACIRAN LAMONGAN //
SEIRING WAKTU BERJALAN / YANG MENEMPUH PENDIDIKAN DI PONDOK MODERN MUHAMMADIYAH PACIRAN LAMONGAN INI TAK TERBATAS DARI KAWASAN JAWA TIMUR SAJA / NAMUN SUDAH SAMPAI KE SELURUH PELOSOK NUSANTARA //
SETELAH BERDIRINYA PADA TAHUN 1946 / PONDOK PESANTREN INI MAMPU BERKEMBANG DENGAN BAIK// TIDAK TERBATAS DALAM PENDIDIKAN FORMAL / NAMUN JUGA PENDIDIKAN NON FORMAL MAMPU SEBAGAI PENYEIMBANG DI PONDOK PESANTREN INI // BAIK DARI KUALITAS MAUPUN KUANTITASNYA//
SEDANGKAN DAYA TAMPUNG LEMBAGA PENDIDIKAN INI SANGAT TERBATAS / MAKA PADA TAHUN 1983 PERGURUAN MUHAMMADIYAH PACIRAN LAMONGAN BERUBAH MENJADI PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH PACIRAN LAMONGAN JAWA TIMUR.

 3. Pondok Pesantren Mazra'atul Ulum

 PACIRAN sebuah nama ibukota kecamatan yang letak geografisnya sangat strategis pada saat itu, dengan penduduk mayoritas beragama Islam. Satu-satunya sarana untuk mengamalkan Islam bagi generasi muda saat itu hanyalah Madrasah IslamPaciran yang lokasinya berada di depan Masjid Jami’ At-Taqwa Paciran.Dalam perkembangannya para kyai dan tokoh-tokoh NU mulai berpikir bagaimana cara menyelamatkan generasi muda NU dalam mengamalkan Islam Ala Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Oleh karena itu pada tanggal 30 April 1958 didirikanlah sebuah sekolah yang diberi nama SRNU oleh para tokoh sebagai berikut : KH. Rowi, K. Sholeh, KH. Asrori, KH. Hasyim / H. Somiun, Bpk. Muadhim, dan Bpk. Musliman. Dalam perjalanannya nama SRNU lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan SRINU (Sekolah Rendah Islam NU). Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, maka pada tahun 1963 nama SRNU diubah menjadi MINU (Madrasah Ibtidaiyah NU). Oleh pengurus madrasah dengan ketua Bapak Abdul Kholiq Ismail. Bersamaan dengan itu pula lahirlah sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama PGA NU oleh Bapak Fatchur Rachman dengan dibantu oleh beberapa guru yang antara lain : Bpk. Nursalim, Bpk Husnul Khuluq, Bpk Saonan Faruq Legowo, dan Bpk. Muzayin. Sayang perjalananlembaga tersebut hanya 1 tahun, lalu kemudian bubar.Pada tahun 1964 / 1965 lahirlah Madrasah Mu’allimin Mu’allimat NU 6 Tahun± Paciran oleh pengurus madrasah yang diketuai Bapak Muadhim. Sebagai kelanjutan dari MINU tadi, namun dalam perjalanannya sangat berat sekali karena jumlah siswa yang terbatas, sehingga untuk mengikuti Ujian Negara saja ada kelas yang harus ‘berkorban’ untuk menunggu kelas bawahnya dan ambil kelas yang sudah keluar tapi belum mengikuti ujian tersebut lalu dikumpulkan menjadi satu untuk diikutsertakan Ujian Negara. Mengingat tugas pokok Bapak Muadhim sebagai ketib (pegawai KUA) di Sendang, maka pada tahun 1966 ketua pengurus diserahkan kepada Bapak K. Abdul Wahab Ismail.Kemudian pada tahun 1968 Ketua pengurus Madrasah NU Paciran dipegang oleh Bapak KH. Asyhuri Syarqowi yang pada saat itu Kepala MINU-nya sudah dipegang oleh Bapak Suhamdi Rowi, sedang Kepala Mu’allimin Mu’allimat oleh Bapak Hasan Dadang Sudarsono. Sesuai dengan hasil keputusan sidang terbatas yang dihadiri oleh : KH. Asyhuri Sarqowi, K. Husen Syarqowi, Bpk. Suhamdi Rowi, Bpk. Anwar Ghoni, Bpk. M. Hasyim Ilham, dan Bpk. Hasan Dadang Sudarsono. Dengan mengambil tempat di kediaman KH. Asyhuri Syarqowi. Nama Madrasah NU Paciran ditambah dengan kalimat yang akhirnya berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah / Mu’allimin Mu’allimat MAZRO’ATULULUM Paciran. Nama Mazro’atul Ulum diambil karena diilhami oleh lokasi sekolah yang berada di ladang / sawah daerah Mbohol atas usulan K. Husen Syarqowi. Hal ini terjadi pada tahun 1969, mengingat situasi politik pada saat itu dan GUPPI sudah mulai bergerak sedangkan para kyai dan tokoh NU tetap komitmen untuk mengamalkan Islam ala Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Kemudian pada tahun 1970-1971 ketua pengurus dipercayakan kembali kepada Bapak K. Abdul Wahab Ismail.Seiring dengan kebijaksanaan Pemerintah RI dan perkembangan jaman pada tahun 1971 perjalanan Madrasah Mu’allimin Mu’allimat NU 6 Tahun berakhir dengan melahirkan lulusan angkatan Muhtarom dkk. Yang mengikuti Ujian Aliyah di PP. Bahrul Ulum Jombang tanggal 29 Oktober s/d. 5 Nopember 1975. Bersamaan dengan itu pula di Madrasah Mazro’atul Ulum Paciran juga ujian MTs angkatan Imam Wahyono dkk, sayang hasil ujian tersebut dianulir / dibatalkan oleh Pemerintah dengan alasan bahwa di Babat sudah ada Rayon MTs sebagai induk rayon di Kabupaten Lamongan, sedang Mazro’atul Uum Paciran bergabung dengan Rayon Tambak Beras Jombang. Pada tahun 1976 resmilah Mu’allimin Mu’allimat 6 Tahun berubah menjadi MTs dan MA Mazro’atul Ulum Paciran dengan ditandai penyelenggaraan ujian angkatan Imam Wahyono dkk. Dengan kemajuan dan prestasi yang diakui oleh masyarakat sekitar serta kegigihan pengurus madrasah bersama kepala sekolah dan seluruh dewan guru, maka pada tahun 1980 lahirlah TK Muslimat NU 02 Paciran dengan memanfaatkan tanah milik NU di Nggunung. Lalu pada tahun 1982 di tempat yang sama pula berdiri MI 02 dan SMA Mazro’atul Ulum Paciran. Pada tanggal 17 Agustus 1993 lahirlah Yayasan Mazro’atul Ulum Paciran dengan ketua KH. Muhammad Zahidin. Kemudia sejak tahun 2000 s/d sekarang Pengurus LP. Mazro’atul Ulum Pacirandipercayakan kepada KH. Ahmad Suhamdi Rowi, SH. MP.d. Dan dalam rangka pengembangan pendidikan pada tahun 2005/2006 berdirilah TK Muslimat NU 03 Filial Penanjan.(*)

 

Demikian adalah sekilas tentang Paciran Desa Santri Terbesar Di Dunia, semoga bermanfaat bagi anda.

1 comments:

Unknown mengatakan...

perasaan pondok yang tu masih kranji ko'gk di masuk kan fotonya,,,,wah........
kurang loengkap browwwwwww

Posting Komentar

Beri Bintang Untuk Penilainmu Tentang Blog Ini